“ PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS
SISTIM INFORMASI MANAJEMEN ( SIM )”
MAKALAH
Diajukan
Kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Jurusan
Ilmu Sosial Politik
Program
Studi Ilmu Administrasi Negara
Sebagai
Tugas Pribadi
Oleh :
Wina Agnesa
18521/2010
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2 1 001
DOSEN PEMBIMBING MATA KULIAH SIM
NAMA : ALDRI FRINALDI, SH, M.HUM
NIP : 19700212 199802 1 001
NAMA : ALDRI FRINALDI, SH, M.HUM
NIP : 19700212 199802 1 001
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan
secercah sumber kesejahteraan dalam alam pikiran manusia sehingga dengan
setitik ilmu yang di kembangkan dapat
menghasilkan makalah sederhana sebagai bentuk sebuah karya yang slalu menuntut
untuk disempurnakan.
Terimakasih
penulis aturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah “ Sitem Informasi Manajemen”
yang telah memberikan mata kuliah ini dan membimbing untuk membuat suatu
generalisasi yang dijabarkan dalam makalah ini. Makalah ini akan menjelaskan
tentang “Pengambilan Keputusan Berbasis SIM”.
Penulis
sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan kita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks harus diikuti dengan
optimalisasi pelayanan publik. Salah satu cara yang harus dilakukan
aparatur Negara adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi atau disebut juga
dengan Manajemen Sistem informasi publik. Manajemen sistem informasi dalam
suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
serupa.
Dewasa ini salah satu kerangka SIM yang
sangat penting dan sering di pergunakan adalah kerangka SIM dalam pengambilan
keputusan. Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang
peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau
mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang mereka pimpin. Penting karena
menyangkut semua aspek manajemen.
Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan
secara sembarangan, karena kesalahan dalam pengeambilan keputusan dapat
merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian uang.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan
suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.
Sesuai dengan
tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap
orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat
banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu
diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi
dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
SIM Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan
Sebagai
organisasi, perusahaan terdiri dari kumpulan orang yang bekerjasama secara
teratur dan terencana di bawah koordinasi seorang pemimpin untuk mencapai
tujuan tertentu. Ada perusahaan yang aktifitasnya hanya sebatas rutinitas
saja. Sementara perusahaan lain beraktivitas tidak sekedar berorientasi
rutinitas tetapi juga pada pengembangan.Oleh karena itu, dibutuhkan sistem
manajemen dan sistem informasi yang akan mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Pada dasarnya, dalam menentukan ukuran kinerja perusahaan,
manajemen harus berani mengeluarkan sebuah angka (atau range) yang merupakan
batas atau standar kinerja yang ingin dicapai.
Sistem
Informasi dalam perusahaan yang dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
terbagi menjadi beberapa Sistem Informasi yang membentuk satu kesatuan
informasi yang dibutuhkan. Pada Sistem Informasi Manajemen yang cukup lengkap,
biasanya terdiri dari beberapa sistem informasi yang lebih spesifik cakupannya
seperti :
1.
Sistem Informasi Inventory
Control, untuk menyediakan informasi tentang persediaan barang.
2.
Sistem Informasi Akuntansi, untuk
menyediakan informasi tentang transaksi-transaksi keuangan yang terjadi.
3.
Sistem Informasi Personalia, yang
menyangkut masalah pendataan karyawan sampai ke penggajian.
4.
Sistem Informasi Pemasaran, yang
memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
penjualan barang, penelitian pasar dan lain-lain.
Seiring berkembangnya IPTEK, setiap organisasi secara otomatis harus
mengikuti perkembangannya agar organisasi yang dijalani tidak stag pada keadaan
yang itu-itu saja. Kondisi ini menjadi tidak mudah
dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk
itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support
systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk
kondisi yang tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk tingkatan
tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa
manajemen membutuhkan system pendukung yang mampu untuk meningkatkan
pengambilan keputusannya, yakni :
1) Keputusan untuk membangun sistem informasi yang
dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan
sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi
manajemen terutama ditingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal
ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut
lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau padasituasi yang tidak
terstruktur.
Contoh:
Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah
mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggung
jawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang
bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM
harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan
sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi
kelangkaan dan penimbunan.
2) Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan
proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di
dorong untuk bagaiman mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk
pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai
tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang
disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan
pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua
alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa
sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi system informasi manajemen yang
ada, yaitu:
a. Untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia karena
sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
b. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada
terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang
hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
c. Untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan
informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan
keputusan, dan
d. Untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi
penggunanya.
Dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga
informasi bagi orang-orang selain paramanajer. Ketika suatu organisasi semakin
memiliki pengalaman dalam menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan
seluruh organisasi, paramanajer di wilayah-wilayah tertentu, baik ditingkat
pusat maupun daerah, mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan yang mereka
perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah
tersegmentasi, yang dapat disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.
Banyak sistem pendukung yang
tersedia dan mampu melengkapi system informasi manajemen yang ada. Beberapa
sistem pendukung yang akan dibahas di sini,di antaranya adalah:
1. Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
2. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan
Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS)
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
4. Sistem Pakar/Expert System
Keempat sistem
pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara.
Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur
pengambilan keputusan tertentu.
Contoh:
Penentuan
sistem distribusi BBM agar kelangkaan dipasar dapat segera diatasi, penetapan
harga eceran tertinggi untuk tetap menjaga pasar mendapatkan jumlah
persediaan yang paling tepat pada saat dibutuhkan, menjaga persediaan pada
jumlah yang paling optimal dan memaksimalkan permintaan pengguna dan menjaga
tingkat kelancaran distribusinya.
1. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision Support Systems (DSS)
Sistem
pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah system berbasis
computer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam
menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem
pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan
data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak
yang akrab dengan tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan
besar (powerful) yang dapat
mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS
menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan
komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS
diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas
kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam
pengambilan keputusannya.
DSS juga
memungkinkan para manajer untuk melihat dampak-dampak yang mungkin timbul
dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut model yang dapat
memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagaicontoh: Para calon
Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatuPilkada menjanjikan akan
menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya
pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan
jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama
sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Model tersebut
tidak dapat menentukan apakah janji kampanye tersebut merupakan suatu keputusan
terbaik, mereka hanya dapat menentukan apa yang mungkin terjadi jika keputusan
itu dibuat.DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam
meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajement terutama
menyajikan informasi mengenai kinerja aktivitas untuk membantu manajemen
memonitor dan mengendalikan kegiatan.
Kadangkala
laporan sistem informasi manajemen ini merupakan laporan eksepsi (exception reports), yaitu hanya
menyoroti kondisi-kondisi yang khusus. Sistem informasi manajemen yang
tradisional umumnya menyajikan pelaporan yang tercetak (hard copy reports). Dewasa ini, pelaporan yang semacam itu dapat
diperoleh secara on-line melalui
intranet dan mungkin lebih banyak lagi laporan yang dapat dihasilkan
berdasarkan kebutuhan.
Jika SIM
menyajikan kepada penggunanya data atau informasi untuk pengambilan keputusan
yang sudah pasti dan tetap (terstruktur atau rutin), maka DSS menyajikan
seperangkat kemampuan untuk keputusan yang sifatnya tidak terstruktur,di mana
DSS lebih menekankan pada pengambilan keputusan atas situasi yang dengan cepat
mengalami perubahan, kondisi yang memerlukan fleksibilitas, dan berbagai
keputusan untuk respon yang segera.
Ada dua tipe
DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven
DSS dan Data-drivenDSS. Jenis DSS yang
pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendirit erpisah dari sistem
informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung
oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem
informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan
model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna
yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
Contoh dari model-driven DSS ini yang
dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems. DSS ini mempunyai
kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah
keuangan maupun perhitungan teknis. Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya
untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif
angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan. Rincian
teknis meliputi faktorf-actor yang berhubungan dengan masalah pelayaran,
seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan
air, serta pola bongkar muat.
Sistem ini
dapat menjawab berbagai pertanyaan,seperti: Kapal mana yang digunakan untuk
memberikan keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal yang dapat
memaksimumkan keuntungan? Apa tipe dari bongkar muat yang optimal? DSS ini dapat
dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan system menu
yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau mendapatkan informasi
Jenis DSS yang
kedua, data-driven DSS,
menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem
informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan
dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat
dari data yang tersimpan di dalam database
yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini
untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari system
informasi organisasi yang ada. Decision
Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat didalam sistem
pendukung ini, yaitu:
ü DSS database
Kumpulan data
berjalan atau historis dari sejumlah aplikasi.Komponen ini digunakan untuk
menanyakan dan menganalisis data.Database ini dapat berupa PC database atau
massive database.
ü DSS software system
Kumpulan dari
perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-Line Analytical Processing (OLAP) tools,
dataminingtools, atau kumpulan
dari model-model matematika dan analisa yangmudah untuk diakses oleh para
pengguna DSS. Model ini dapat berupa model fisik (model rancangan ruang kerja,
taman, dan model pesawatterbang), model perhitungan matematika (seperti:
persamaan,alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau model verbal
(seperti:deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu perintah
kerja/order).
Masing-masing
DSS dibangun untuk seperangkat tujuan tertentu dan akan menghasilkan berbagai
kumpulan model tergantung pada kebutuhan dan tujuannya. Perangkat lunak sistem
DSS yang umum juga dapat berupa model statistik yang memuat berbagai fungsi
statistik, antara lain: means,medians, deviations, dan scatter
plots. Perangkat lunak ini memiliki kapabilitas untuk memproyeksikan ke
depan mengenai outcomes dengan
cara menganalisis sekumpulan data.
DSS banyak
diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang
digunakan untuk menerapkan DSS untuk membantu mempertajam proses pengambilan
keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang
lebih akurat.
Berikut
beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang memanfaatkan DSS dalam
aktivitas operasi atau usaha yang dilaksanakan:
Jenis Industri
|
Tujuan Penerapan DSS
|
Industri Asuransi
|
Menentukan pola penutupan asuransi
dan deteksi kemungkinan kecurangan (fraud).
|
Industri Perbankan
|
Memperbarui profil atau data
nasabah.
|
Perusahaan Manufaktur
|
Menentukan kebutuhan persediaan
bahan baku yang paling optimal dan efisien.
|
Pertumbuhan
volume kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam telah
mendorong banyak organisasi untuk mengembangkan DSS di mana pelanggan dan
pegawai dapat mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di
internet dan kapabilitas dari website yang
memungkinkan komunikasi untuk berbagaiaktivitas.
Beberapa DSS
memang difasilitasikan untuk membantu manajemen, namun tersedia pula DSS yang
mampu untuk menarik pelanggan dengan cara menyediakan berbagai informasi dan
alat yang dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan pada saat mereka
menyeleksi jasa dan produk.
Banyak orang
tertarik dalam melakukan proses pembelian barang atau jasa menggunakan mesin
pencari internet (search engines) atau
on-linecatalogs, web directories,
e-mail, atau alat-alat lainnya untuk menentukan lokasi informasi yang
dibutuhkan dalam rangka membantunya dalam proses pengambilan keputusan.
Web-base DSS telah menjadi sesuatu yang
populer dan sangat memberikan manfaat yang besar bagi para anggota atau
pelanggan yang dituju organisasi atau perusahaan tersebut. Dari uraian di atas
mengenai DSS, maka beberapa karakteristik dan kapabilitas DSS yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
- Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil
keputusan, terutama dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
- Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai
tingkatanmanajemen, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke
tingkatmanajemen yang paling bawah dan para pegawai lainnya.
- DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan
prosespengambilan keputusan yang harus dilakukan.
- DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan
fleksibel; pengguna dapatmenambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah,
atau menatakembali elemen-elemen dasar.
- Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki
kapabilitas yangbesar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah
untukdigunakan.
- DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas
pengambilan keputusandengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan
kualitas hasil,serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan
keputusan.
- Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap
atas seluruhlangkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
- Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan
memodifikasi sistem yangsederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk
sistem yang lebihbesar, biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari
spesialis sisteminformasi.
- DSS biasanya menggunakan model-model dalam
analisis situasipengambilan keputusan yang mudah untuk dioperasikan
olehpengguna.
- Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil
keputusan, terutamadalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
- Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai
tingkatanmanajemen, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke
tingkatmanajemen yang paling bawah dan para pegawai lainnya.
- DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan
prosespengambilan keputusan yang harus dilakukan.
- DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan
fleksibel; pengguna dapatmenambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah,
atau menatakembali elemen-elemen dasar.
- Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki
kapabilitas yangbesar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah
untukdigunakan.
- DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas
pengambilan keputusandengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan
kualitas hasil,serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan
keputusan.
- Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap
atas seluruh langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
- Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi
sistem yangsederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang
lebih besar, biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari spesialis
sisteminformasi.
- DSS biasanya menggunakan model-model dalam
analisis situasipengambilan keputusan yang mudah untuk dioperasikan
olehpengguna.
2. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan
– Group Decision Support Systems (GDSS)
GDSS merupakan
sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi
oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak
terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan
efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu
orang(kelompok orang).
Permasalahan
yang perlu digaris bawahi untukpengambilan keputusan yang dilakukan oleh
sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu
yang harus dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan
dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang
mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok.
Beberapa manfaat yang dapat di
peroleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain adalah:
·
Meningkatkan perencanaan awal, yaitu
untuk membuat diskusi ataupertemuan menjadi lebih efektif dan efisien.
·
Meningkatkan partisipasi, sehingga
setiap peserta dari berbagai latarbelakang dapat memberikan kontribusinya
dengan optimal.
·
Menciptakan iklim yang lebih terbuka
dan kolaboratif, yaitu tanpamembuat pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa
takut danterancam. Dan juga tidak membuat pihak yang tingkatannya lebihtinggi
mendominasi jalannya suatu rapat, pertemuan/meeting.
·
Setiap ide yang ditawarkan bebas
dari kritik, memungkinkan pesertarapat, pertemuan/meeting mengkontribusikan ide
atau pendapatnyatanpa takut untuk dikritik.
·
Evaluasi yang objektif, menciptakan
atmosfir di mana suatu ide akandievaluasi secara objektif dan tidak memandang
siapa yangmemberikan ide tersebut.
·
Menghasilkan ide organisasi, yaitu
bagaimana tetap memfokuskanpada tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara
yang palingefisien untuk mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesibrainstorming, dan mengevaluasi ide
dalam batasan waktu yangpaling sesuai.
·
Menetapkan prioritas dan mengambil
keputusan, yaitu mencari carauntuk menampung seluruh pemikiran dalam
pengambilan keputusan.
·
Dokumentasi hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruhpeserta
dapat memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisiryang dibutuhkan untuk
melanjutkan pekerjaan dari projek atauaktivitas yang dievaluasi.
·
Mampu melakukan akses informasi
eksternal, yang memungkinkanketidaksepakatan yang signifikan dan faktual dapat
diselesaikandengan tepat waktu, sehingga memungkinkan meeting dapat
terusdilanjutkan dan produktif.
·
Menghasilkan notulen hasil diskusi,
sehingga pihak yang tidak dapat berpartisipasi langsung dapat tetap memahami
hasil dan isi dari meeting.Permasalahan
yang mungkin timbul dalam GDSS adalah karena digunakannya berbagai metode baru
untuk mengorganisir dan melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada
keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini.
Dalam
pemanfaatan GDSS ini, maka beberapa alat dalam perangkat lunak yang dibutuhkan
di sini, antara lain adalah:
i.
Kuesioner Elektronik; alat ini
membantu untuk membuat perencanaanawal dengan mengidentifikasi permasalahan
yang menjadi perhatian dan membantu memastikan bahwa informasi yang penting
tidak terlewatkan.
ii.
Sarana Diskusi Elektronik;
memungkinkan kelompok orang yang terlibat untuk secara bersama dan tanpa
diketahui (tetap terjagakerahasiaannya) untuk mengkontribusikan ide atau
pemikirannya atastopik yang dibahas dalam kelompok.
iii.
Pengelola Ide; memudahkan integrasi
yang diorganisir dan sintesa ideyang dihasilkan selama proses brainstorming.
iv.
Alat Pembuat Kuesioner; mendukung
fasilitator dan pimpinankelompok untuk pengumpulan informasi, sebelum maupun
selamaproses penetapan prioritas.
v.
Alat untuk voting; memberikan kemudahan dengan menyediakanmetode atau
teknik untuk penetapan prioritas atau voting.
vi.
Alat identifikasi dan analisa stakeholder; menggunakan
pendekatanyang terstruktur untuk mengevaluasi dampak usulan yang timbul
diorganisasi dan mengidentifikasi serta menilai dampak potensial dariproyek
yang diusulkan.
vii.
Alat pernyataan kebijakan;
menyajikan dukungan yang terstrukturuntuk pengembangan kesepakatan atas
penggunaan kata-kata dalampernyataan kebijakan.
viii.
Istilah-istilah group; mendokumentasikan kesepakatan
kelompok ataskata-kata dan istilah-istilah yang disepakati.
Banyak
keputusan besar organisasi yang dibuat oleh kelompok (group).Sayangnya, mengumpulkan suatu kelompok secara
bersama-sama dalamsuatu tempat pada suatu waktu adalah pekerjaan yang sulit dan
mahal. Disisi lain, rapat kelompok tradisional, seperti penyusunan pedoman
ataukebijakan di instansi pemerintah pusat maupun daerah, sering sekali memakan
waktu lama dan dapat menghasilkan keputusan yang kurang bermanfaat.Karena itu,
banyak sistem informasi berbasis komputer yang mencoba meningkatkan kerja
kelompok tersebut, seperti groupware,
electronicmeeting systems, collaborative systems, dan group decision sistempendukung (GDSS).
Sistem ini adalah sistem berbasis
komputer yangmemfasilitasi pemecahan atas masalah tidak terstruktur oleh
suatukelompok pengambil keputusan.Komponen GDSS terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, manusia,dan prosedur. Komponen-komponen ini dirangkai guna
mendukung proses untuk mencapai suatu keputusan kelompok.
Karakteristik penting dari GDSS
adalah sebagai berikut:
i.
GDSS adalah sistem informasi yang
dirancang secara khusus, bukan secara sederhana, yang merupakan konfigurasi
dari komponen sistemyang telah ada.
ii.
Sistem ini dirancang untuk tujuan
mendukung kelompok pengambilkeputusan dalam melaksanakan tugasnya. Karenanya,
GDSS harusmeningkatkan proses pengambilan keputusan atau hasil dari suatukelompok.
iii.
GDSS mudah untuk dipelajari dan
digunakan. Sistem inimengakomodasikan pengguna dengan berbagai tingkatan
pengetahuankomputerisasi.
iv.
GDSS dapat dirancang untuk satu tipe
masalah atau untuk beragamtingkatan kelompok organisasi keputusan.
v.
GDSS dirancang untuk mendorong
aktivitas-aktivitas, sepertipenghasilan ide, penyelesaian konflik, dan
pemberian pendapat yang penggunaan teknologinya.
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Eksekutif/Executive Support
Systems (ESS)
Dalam sistem
pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system (ESS)
sering dipertukarkan dengan executiveinformation system (EIS). Namun,
ada juga yang membedakan keduanya.Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan
sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi
eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan
manajamen. Disisi lain, ESS adalah sistem pendukung komprehensif yang
mempunyai ke lokasi, dan faktor penghambat dapat segera diidentifikasi.
Faktor keberhasilan
kritikal dapat dimonitor dengan lima tipe informasi,yaitu narasi masalah
kritikal, diagram penjelas, keuangan tingkat puncak, faktor kunci, dan laporan
pertanggung jawaban terinci. Dengan status akses, top eksekutif dapat memantau
data atau laporan terakhirmengenai indikator kunci melalui jaringan kapan saja.
Pemantauan dapatdilakukan secara harian atau setiap jam.
Kemampuan
analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat menggunakan ESS
untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.Analisis dapat dilakukan
oleh top eksekutif dengan menggunakan fungsiyang sudah ada, mengintegrasikan
sistem lain dengan ESS, atau analisis dengan menggunakan agen intelejen.
Dengan
pelaporan ini, top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannyapada suatu keadaan
atau kinerja yang buruk.Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam
angka-angka, tetapi juga dengan warna. Misalnya, hijau menunjukkan kondisi
baik, kuning untuk peningatan, dan merah untuk menggambarkan kondisi yang
buruk. Kemampuan navigasi informasi adalah kemampuan untuk menjelajah informasi
berbagai data secara mudah dan cepat. Untuk meningkatkan kemampuan ini, dapat
digunakan hypermedia (yang merupakan pengembangan dari teknologi hypertext).
Sistem
komunikasi sangat dibutuhkan oleh top ekskutif. Dalam ESS,sistem komunikasi
dapat mengirim atau menerima e-mail, mengirim laporan untuk
mendapatkan perhatian seseorang, memanggil rapat, atau memberikan komentar ke
suatu kelompok diskusi di Internet.
4. Sistem Pakar – Expert Systems (ES)
Para ahli atau
pakar biasanya memiliki pengetahuan (knowledge)
danpengalaman khusus untuk masalah tertentu. Mereka paham betul alternatif
pemecahan, kemungkinan keberhasilannya, serta keuntungan dan kerugian yang
mungkin timbul. Mereka biasanya digunakan oleh instansi untuk memberi nasehat
atas masalah tertentu, seperti pada Departemen Pertahanan masalah pembelian
peralatan militer yang teknologinya canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran
Bisnis TNI, perdampingan/reorganisasi departemen, dan strategi komunikasi
denganmedia massa. Makin tidak terstruktur masalahnya, makin spesialis nasehat
yang dibutuhkan dari mereka.
Expert systems (ES) mencoba untuk meniru
pengetahuan pakar tersebut.Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus
memberikan keputusan atas suatu masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah
paket komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan atas suatu masalah
spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannyadapat sama atau melebihi
suatu tingkat kemampuan seorang pakar.Ide dasar di balik ES, yang merupakan
teknologi intelejensia buatanterapan, sebenarnya sederhana, yaitu memindahkan
keahlian seorangatau beberapa orang pakar ke komputer.
Pengetahuan
pakar ini kemudian disimpan dalam komputer. Pengguna tinggal memanggil komputer
untuk meminta saran yang dibutuhkan dapat melakukan inferensi (inference) agar sampai kepada suatu
simpulan khusus. Karena itu, seperti seorang konsultan, sistem ini dapat
memberikan saran kepada seseorang yang bukan pakar dan jika diperlukan juga
dapat menjelaskan logika dibelakang sarannya tersebut.
ES bisa dibagi
dalam dua bagian: lingkungan pengembangan (development environment)
dan lingkungan konsultasi (consultation
environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh pengembang ES untuk
membangun komponen komponen ES dan menempatkan pengetahuan (knowledge) pada basis pengetahuan (knowledge base). Lingkungan
konsultansi digunakan oleh non-pakar untuk memperoleh pengetahuand an nasehat
para pakar yang disimpan di sistem.
Tiga komponen
utama yang biasanya ada dalam ES adalah basis pengetahuan, mesin inferensi (inference engine), dan tampilan
pengguna (user interface).
Namun demikian, secara umum, suatu ES mengandung komponen-komponen berikut:
- Subsistem pemerolehan pengetahuan (knowledge acquisition subsystem).
Pemerolehan pengetahuan adalah pengumpulan, pemindahan, dan
pentransformasian keahlian pemecahan masalahpara pakar atau
pendokumentasian sumber-sumber pengetahuan keprogram komputer yang
digunakan untuk mengkonstruksikan atau memperluas basis pengetahuan.
Karena pemerolehan pengetahuandari para pakar adalah pekerjaan yang
kompleks, biasanya dibutuhkanp erantara, yaitu teknisi pengetahuan (knowledge engineer).
- Basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami, memformulasikan, dan
memecahkanmasalah. Basis ini terdiri dari dua elemen utama, yaitu fakta
dan kelaziman (rule).
Informasi dalam basis pengetahuan dimuat dalam program komputer melalui
suatu proses yang disebut representasipengetahuan (knowledge representation).
- Mesin inferensi. Otak dari sistem pakar adalah
mesin inferensi, yang juga dikenal sebagai stuktur pengendali (control structure) ataupenginterpretasi
kelaziman (rule interpreter). Mesin
inferensi biasanya memiliki tiga elemen utama, yaitu suatu penginterpretasi
(interpreter), penjadwalan
(scheduler), dan penegak
konsistensi (consistency
enforcer).
B. Tahapan Pengambilan Keputusan
Adapun tiga tahapan pengambilan
keputusan, yakni :
¨
Pemahaman
Proses
penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan
maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem
informasi harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji
mengenal situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi
harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas
agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat
ditangani.
¨
Perancangan
SIM
harus mengandung keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternative
dimana Model harus membantu menganalisis alternatif.
¨
Pemilihan
SIM
menjadi paling efektif apabila hasil perncangan disajikan dalam suatu bentuk
yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan,
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penelitian
kemudian.
Ada beberapa cara yang berlainan untuk
menggolongkan pengambilan keputusan. Kesadaran akan kerangka dan paham ini akan
bermanfaat dalam pembicaan selanjutnya. Suatu sistem pengambilan keputusan, artinya
model sistem yang digunakan untuk pengambilan keputusan, dapat bersifat
tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan keputusan tertutup diketahui dari
lingkungannya. Dalam sistem ini pengambilan keputusan dianggap :
ü Mengetahui semua alternatif dan akibat atau
hasil masing-masing alternatif.
ü Mampunyai suatu metode (aturan, hubungan,
dsb) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukai.
ü Memilih alternatif yang memaksimumkan
sesuatu seperti : keuntungan, volume penjualan, atau kegunaan.
Model keputusan terbuka menganggap bahwa
pengambilan keputusan :
ü Tidak mengetahui semua alternatif dan semua
hasil.
ü Melakukan penyelidikan secara terbatas
untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
ü Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model yang
bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A.Simon akan digunakan
sebagai dasar Perangkat lunak dukungan keputusan yang ada dalam suatu
sistem informasi manajemen telah diuraikan tediri atas tiga tahapan dijabarkan
sebagai berikut:
Keputusan
yang diprogramkan versus yang tidak diprogramkan
Perbedaan antara keputusan yang
diprogramkan dan tidak diprogramkan adalah penting karena kebutuhan
operasionalnya adalah berbeda untuk kedua jenis itu. Ciri keputusan yang
diprogramkan dapat digambarkan sebagi berikut:
Yang diprogramkan
|
Yang tidak diprogramkan
|
Berulang
Dirumuskan dengan teliti aturan
keputusan atau
al-goritme keputusan untuk bawahan
|
Kadang-kadang
Unik
Analisis baru untuk tiap kejadian
|
Suatu keputusan
yang diprogramkan dirumuskan dengan teliti dan berulang hingga aturan keputusan
atau algoritma keputusannya bisa didefinisikan.Pemakaian komputer untuk
mengolah aturan keputusan yang diprogramkan merupakan suatu pra pemilihan
seorang pembuat keputusan.
Karena
pembuatan keputusan merupakan suatu proses yang mahal dalam ukuran sumber daya
yang sangat langka seperti waktu dan upaya manajerial, keputusan yang
diprogramkan merupakan suatu motode yang efesien untuk mendayagunakan sumber
daya yang langka dan peningkatan prodiktifitas manajer. Keputusan yang tidak
diprogramkan tidak banyak berulang atau keputusan itu sangat berbeda tiap
pengulangan hingga model umum tidak bisa dikembangkan sebagi dasar
pembuatan programnya.
Modul dukungan
keputusan harus menyediakan bantuan pada tiga jenis kegiatan:
- Penetapan suatu keputusan yang diprogramkan
- Pelaksanaan suatu keputusan yang diprogramkan
- Pengambilan suatu keputusan yang tidak
diprogramkan
a. Perangkat Lunak Untuk Intelegensi atau Penelusuran keputusan
Tahap
penelusuran proses pembuatan keputusan seringkali juga disebut ”pengenalan
masalah atau peluang”. Analisis dan pemilihan tidak bisa berlangsung kalau
masalahnya belum diidentifikasi. Tahap penelusuran terdiri dari pencarian atau
penyaringan lingkungan (secara intern maupun eksteren) untuk menemukan keadaan
yang menunjukan adanya peluang atau masalah. Adanya peluang atau masalah
mengawali analisis lanjutan dan pilihan tahapan pembuatan keputusan
Jenis peluang dan masalah
Suatu sitem informasi untuk
mengidentifikasikan masalah atau peluang memerlukan unsur berikut:
- Pangkalan data, pengolahan dan penelusuran:
- Pengumpulan data penyimpanan
- Pengukuran dan pengolahan data
yang berkaitan dengan masalah dan peluang yang mungkin
- Penyaringan dan algoritme
penyelidikan
- Laporan: laporan pada para
pembuat keputusan
Penelusuran peluang dan masalah
Penelusuran dapat berlangsung hanya
kalau kondisi masalah dan peluang dapat diidentifikasi. Biasanya identifikasi
ini memerlukan:
a. Pengukuran atau suatu veriabel
b. Perbandingan ukuran dengan suatu satandar, rencana atau tolak ukur lainnya.
c. Penilaian atas perbedaan positif atau negatif untuk menentukan apakah
terdapat masalah atau peluang.
Penelusuran
masalah dan peluang mempunyai ciri yang berbeda tergantung pada apakah
penelusuran dapat terstruktur dan aplikasi penelusuran ini berlangsung terus
atau secara khusus.perbedaan ini dikelompokan dalam tiga jenis penellususran
sebagai berikut:
1) Penelusuran terstruktur yang kontinu
penelusuran
atau penyelidikan bisa terjadi tiap hari, jam, detik, harian, mingguan, bulanan
dan sebagainnya, tergantung pada perkirann keseringan munculnya masalah,
kegawatan pada saat masalah itu terjadi, dan kecepatan perubahan dalam faktor
yang terlibat.
2) Penelusuran terstruktur yang khusus(ad
hoc)
Proses
hanya diterapkan kalau indikator lainnya memperlihatkan adanya kebutuhan untuk
itu. penelusuran dengan SIM yang trstruktur dan khusus (ad-hoc)
melibatkan algoritma dan format laporan. Pangkalan data bisa dipelihara
organisasi atau .hanya dibangun kalau dibutuhkan.
3) Penelususran tidak terstruktur yang
khusus(ad hoc)
Dukunagn
SIM pada penelusuran tak terstruktur terutama terletak pada kemudahan jangkauan
pada pangkalan data. Memeperhitunngkan ciri penelusuran manusia. Manusia
bisa menarik kesimpulan dengan penyelidikan data yang tidak ada algoritmanya
untuk pengolahan.
Keluaran laporan dari tahapan
penelusuran
Tujuan perangkat lunak penelusuran
adalah untuk mengidentifikasi masalah, keluarannya dapat berupa tiga jenis:
- Keluaran yang langsung untuk perangkat lunak
tahapan desain keputusan
- Keluaran yang menyatakan desain keputusan dan
langkah pilihan keputusan yang harus diikuti
- Keluaran yang menyatakan suatu pemecahan atau
peluang yang mungkin tetapi tanpa indikator untuk tindakan mendatang
b. Perangkat Lunak Untuk Desain Keputusan
Setelah tahapan
penelusuran yang menghasilkan pengenalan masalah atau peluang, langkah
berikutnya dalam proses keputusan adalah desain keputusan. Proses ini
melibatkan penemuan, pengembangan, dan penganalisisan arah tindakan yang
terbuaka. Hal ini memerlukan proses pemahaman masalah, dorongan keputusan, dan
pengujian pemecahan untuk kelayakannya.
Perangkat lunak sebagi bantuan
pemahaman masalah
Langkah pertama dalam pemahaman
masalah adalah mengembangkan suatu model situasi. Ruang lingkup teknik
pembuatan model adalah luas. Contohnya adalah penjelasan lisan sederhana, bagan
alur, pernyataaan matematik yang rumit dan profram komputer, model untuk SIM
bisa berisi serangkaian model untuk penggunaan dalam situasi yang berbeda dan
fungsi yang berbeda.
Dukungan perangkat lunak untuk SIM
membekali para pembuat keputusan dengan kemampuan penemuan hubungan yang
menunjukan model atau hipotesis baru dan kemampuan menghitung faktor,
koefisien, hubungan, dan sebagainya yang memungkinkan penciptaanmodel masalah
atau peluang yang lebih berguna.
Perangkat Lunak Sebagai Bantuan
Penciptaan Pemecahan
Kalau proses
pemahaman masalah sudah menghasilkan suatu model yang menjelaskan masalah (atau
peluang) dan juga memungkinkan beberapa analisis ciri, penciptaan pemecahan
atau arah tindakan yang mungkin dibantu oleh dua sisitem, yakni:
- Modelnya sendiri. Manipulasi model seringkali membkuka cakrawala yang menjurus pada
penciptaan gagasan pemecahan
- Sistem pencarian kembali pangkalan data. Kemampuan pencaharian kembali menghasilkan data yang berguna dalam
penciptaan gagasan pemecahan.
Dalam ancangan
ini, program komputer mengarahkan pembuatan keputusan dalam suatu strategi
penelusuran keputusan yang rasional. Misalnya, prosedur penelususran pemecahan
bisa diawali dengan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan pemecahan
umum. Pertanyaan tersebut dapat diikuti dengan serangkaian pertanyaan lagi yang
membantu pembuat keputusan untuk mempertimbangkan semua alternatif.
Perangkat Lunak untuk Pengujian
Kelayakan Pemecahan
Suatu pemecahan
diuji kelayakannya dengan menganalisi dalam rangka lingkungan yang
dipengaruhinya yakni: bidang masalah, organisasi keseluruhan, saingan dan
masyarakat. Aanalisis dapat dikerjakan menurut penilai masing-masing penganalis
dengan melihat ukuran lingkungan.Hal ini memerlukan pencarian kembali
data guna pembandingan.
Suatu ancangan
lain adalah adalah menganalisiss pemecahan yang disarankan dengan penggunaan
model dari lingkungan yang berbeda. Model ini pada umumnya akan melibatkan
program komputer dan suatu pangkalan data. Model dasar dalam suatu SIM yang
lengkap akan memepunyai sejumlah model yang demikian
c. Perangkat Lunak untuk Pemilihan
Dukungan
perangkat lunak dari tahapan penelusuran dan desain membantu dalam penyajian
alternatif yang pernah dinilai menurut ukuran kelayakan dan sebagainya. Tahapan
selanjutnya adalah pemilihan yang memerlukan penerapan suatu prosedur penilaian
dan pelaksannna alternatif yang sudah dipilih.
Perangkat lunak
tidak bisa membuat pilihan karena pemilihan itu merupakan suatu kegiatan
manusia. Namun demikian, perangkat linak dapat dipakai dalam menyususn
alternatif dan sebaliknya menerapkan prosedur pemilihan keputusan sebagi
dukungan pemilihannya sendiri. Misalnya, suatu keputusan untuk membeli suatu
mesin dari berbagai alternatif pilihan dapat dibentuk oleh satu atau lebih
kriteria sebagai berikut:
ü Tingkat penghasilan
ü Jumlah tahun untuk membayar kembali
ü Pengeluaran tunai minimal
ü Kesukaan pilihan pimpinan
ü
Risiko yang minimal
Kriteria ini
bisa diterapkan dengan penggunaan perangkat lunak keputusan. Pemilihan dibuat
seorang pembuat keputusan dan dikomunikasikan pada mereka yang dapat
melaksankan hasilnya. Model keputusan merupakan bagian model dasar untuk SIM
nya.
Suatu
pertimbangan penting dalam menilai alternatif adalah kepekaan memecahkan
perubahan dalam asumsi dimana keputusan harus dibuat atau dalam kondisi yang
diharapkan akan terjadi. Analisis kepekaan paling mudah dikerjakan kalau suatu
model kuantitatif tersedia untuk manipulasinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebuah system informasi Manajemen,
atau SIM adalah sebuah system informasi yang selain melakukan semua pengolahan
transaksi yang perlu untuk sebuah organisassi, juga memberI dukungan informasi
dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannnya. sistem
informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan
pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Dukungan SIM pada pembuatan
keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses
pembuatan keputusan: penelususran, desain dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya
melibatkan pengolahan, file computer maupun non computer.
Dukungan SIM untuk pembuatan
keputusan terdiri dari suatu pangkalan data yang lengkap, suatu kemampuan
pencarian kembali pangkalan data, perangkat lunak, statistic dan analitik,
serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model, model
keputusan, serta bantuan keputusan
Ada juga sistem
pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi system informasi manajemen
yang ada. antaranya adalah:
- 1. Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
- 2. Sistem Kelompok
Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS)
- 3. Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
- 4. Sistem Pakar/Expert
System
Keempat sistem pendukung tersebut,
dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara.
DAFTAR PUSTAKA
B. Davis. Gordon, “ kerangka Dasar SISTEM INFORMASI MANAJEMEN bagian
1 PNGANTAR”, seri manajemen No. 90-A, PT Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta, agustus 1991.
B. Davis Gordon, “kerangka dasar SISTEM INFORMASI MANAJEMEN bagian 11
srtuktur dan penegmbangannya”, seri manajemen No.90-B,PT Pustaka
Binaan Pressindo, Jakarta,cetakan ketiga, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar